25 September 2008

Jangan Tinggalkan Afterplay Setelah Bercinta


Apa yang Anda dan pasangan lakukan setelah selesai bercinta? Mungkin rata-rata orang akan menjawab tidur atau membersihkan diri. Well ... ternyata ada lho aktivitas yang lebih penting daripada langsung beranjak dari tempat tidur. Mau tahu? Cari jawabannya di bawah ini ...

PERNAH mendengar istilah afterplay sex? Kalau belum, Anda tak sendirian. Ada banyak orang yang juga belum mengenal istilah ini. Padahal, untuk urusan ranjang, aktifitas ini sama pentingnya dengan foreplay.

Aktifitas seks memiliki banyak kesamaan dengan olahraga. Pertama, keduanya sama-sama aktifitas fisik. Kedua, seks maupun olahraga memerlukan aktifitas pemanasan sebelumnya. Dan ketiga, keduanya memerlukan pendinginan setelah dilakukan.

Dalam olahraga, urutan aktifitas yang benar adalah pemanasan, olahraga, dan pendinginan. Absennya salah satu aktifitas tersebut - pemanasan atau pendinginan - bisa menyebabkan cedera.

Saat melakukan aktifitas seks, urutannya juga seperti itu. Pemanasan – yang dikenal dengan istilah foreplay - harus dilakukan sebelum berhubungan intim dan setelah itu harus dilakukan pendinginan atau afterplay

Absennya pemanasan atau pendinginan saat berhubungan intim memang tidak menyebabkan cedera fisik seperti pada olahraga, tetapi dampaknya bisa sangat serius. Tanpa pemanasan dan pendinginan, bisa saja ada pihak yang tak terpuaskan (biasanya wanita) dan hal tersebut tentu bisa berakibat buruk.

Untuk foreplay, biasanya tak ada masalah. Banyak buku, artikel, atau acara talkshow di televisi atau radio yang membahas pentingnya foreplay atau pemanasan ini. Sebaliknya, aktifitas afterplay atau pendinginan amat jarang dibahas. 

Padahal, aktifitas penutupan ini juga besar pengaruhnya terhadap kepuasan, terutama secara psikologis. Karena ketimpangan informasi ini, banyak pasangan yang melakukan hubungan intim tanpa ditutup dengan aktifitas afterplay sama sekali.

Memperpanjang Kepuasan
Sebenarnya, proses pendinginan setelah beraktifitas seks diperlukan untuk memperpanjang efek kepuasan yang diperoleh ketika bercinta. Pemanasan dilakukan 
agar setiap pihak siap untuk melakukan hubungan intim, sehingga kemungkinan terjadinya orgasme pada pria dan wanita menjadi lebih besar. Nah, ketika sepasang suami istri mencapai kepuasan dalam bercinta, proses pendinginan memberi konteks terhadap kepuasan tersebut.

Untuk memahami pentingnya konteks, coba bayangkan Anda berdua baru saja selesai melakukan hubungan intim. Anda berdua mencapai orgasme yang benar-benar memuaskan. Jadi, tak ada masalah dengan proses hubungan intim itu sendiri.

Tetapi, kalau begitu selesai berhubungan intim suami Anda lalu membalik badannya dan langsung tidur tanpa berkata apa-apa lagi, misalnya (dan hal tersebut selalu terjadi setiap kali Anda berdua bermesraan), bagaimana perasaan Anda? Kemungkinan besar Anda akan merasa ‘ditinggalkan’ atau diabaikan.

Hubungan intim yang dilakukan tanpa diakhiri oleh kegiatan pendinginan akan terasa hambar walaupun Anda berdua mencapai puncak orgasme. Dalam jangka panjang, pasangan yang jarang atau tak pernah melakukan pendinginan setelah bercinta akan merasa bahwa kehidupan seks mereka monoton, membosankan, dan tak memiliki makna.

Orgasme, adalah kondisi puncak yang dicapai setahap demi setahap, persis seperti orang mendaki gunung. Ketika sudah mencapai puncak, tahap berikutnya adalah turun kembali. Tanpa afterplay, Anda seperti turun dari puncak gunung dengan meloncat begitu saja. Padahal, idealnya, turun dari puncak juga harus melewati proses yang sama dengan mencapi puncak, yaitu setahap demi setahap.

Aktifitas yang penting tetapi sering terlupakan ini sebenarnya amat mudah dilakukan dan tak membutuhkan banyak waktu. Kata-kata pernyataan cinta atau terima kasih sudah merupakan kegiatan pendinginan, walaupun hanya minimal. 

Padahal, Anda bisa melakukan apa saja untuk ‘berjalan turun’ bersama-sama setelah menggapai puncak orgasme. Anda bisa mengobrol atau menonton acara televisi bersama, misalnya. Yang penting adalah melakukan sesuatu bersama-sama sesaat setelah acara bercinta selesai.

Selain itu, dengan aktifitas pendinginan tertentu juga bisa dilakukan untuk memperpanjang acara bermesraan Anda berdua dalam arti yang sebenar-benarnya. Maksudnya, Anda bisa memperlakukan pendinginan sebagai foreplay untuk melakukan 'ronde' berikutnya lagi.

Tentu saja, untuk yang ini Anda berdua membutuhkan aktifitas yang lebih dari sekadar ngobrol. Yang tak kalah penting, proses pendinginan ini bisa dipandang sebagai pengobat rasa kecewa jika Anda tak mencapai orgasme.

Bukan rahasia lagi kalau wanita seringkali tak bisa selalu mencapai orgasme ketika berhubungan intim walaupun proses yang dijalankan sudah benar. Dalam kondisi seperti ini, aktifitas afterplay bisa dilakukan untuk memberikan Anda kepuasan dalam bentuk lain.

Bercinta merupakan ekspresi dari perasaan kasih sayang dan ikatan Anda berdua. Karena itu, setiap acara bercinta idealnya harus bisa memberikan kepuasan - bisa fisik ataupun psikologis - bagi masing-masing pihak.

Hal lain yang juga perlu diungkapkan di sini adalah fungsi aktifitas pendinginan yang bisa disulap menjadi proses pemanasan kembali. Jika Anda berdua adalah pasangan yang menyukai hubungan seks, afterplay bisa Anda gunakan untuk memperoleh kembali suasana hati yang tepat untuk memulai 'acara' ronde kedua (atau ketiga atau keempat!). Tentu saja, ada teknik khusus yang harus Anda lakukan untuk bisa mencapai hal tersebut.

Hal yang harus Anda ingat adalah masa jeda yang diperlukan pria untuk bisa ‘bertempur’ lagi setelah ia selesai bertugas. Tak peduli betapa besar hasratnya, pria tetap membutuhkan waktu untuk bisa ‘bertempur’ lagi, yang rata-rata berkisar lima menit.

Walau hanya lima menit, waktu sepanjang itu cukup untuk memadamkan hasrat Anda. Karena itu, fokus afterplay yang berfungsi sebagai pemanasan untuk ronde berikutnya adalah untuk menjaga hasrat Anda berdua pada posisi on. Karena itu, sangat disarankan untuk melakukan kembali aktifitas foreplay favorit Anda setelah Anda berdua mencapai puncak.

Atau, Anda berdua juga bisa membiarkan hasrat Anda mendingin dulu, lalu mulai membangunnya kembali. Misalnya, Anda dapat mandi berduaan setelah berhubungan intim yang tentu saja diselingi dengan aktifitas yang sedikit nakal.

Setelah itu, kembalilah ke tempat tidur (memilih lokasi lain juga sah-sah saja, sih) dan lakukan ‘ritual’ yang sama dengan ketika Anda akan mulai bercinta dari awal lagi. 

Jadi, Anda bisa melakukannya lagi dan lagi dan lagi, sesuai dengan keinginan dan 
energi yang tersisa. (sumber : astaga.com)

Tidak ada komentar: