15 September 2008

Mengenal G-Spot Lebih Jauh

Mungkin Anda pernah mendengar atau membaca istilah G-spot. Konon area ini dapat membuat seorang wanita merasakan kepuasan seksual atau orgasme yang jauh lebih dahsyat dibandingkan orgasme klitoral. Penasaran dan ingin tahu lebih jauh tentang G-Spot? Simak yang berikut ini ...

G-SPOT ditemukan oleh pakar kebidanan Jerman, Ernst Grafenberg, di tahun 1944. Demi mengabadikan nama sang penemu, area peka ini kemudian dikenal luas sebagai G-spot. Sebenarnya, G-spot merupakan sekumpulan jaringan syaraf yang berbentuk seperti kacang dan terdapat pada bagian dalam saluran vagina, tepatnya sekira 2–3 inci dari mulut vagina.

G-spot merupakan titik rangsang seksual wanita. Sentuhan-sentuhan yang mengenai G-spot baik oleh penis maupun olah keterampilan tangan atau jari akan memberikan sensasi berbeda bagi wanita selama hubungan seksual berlangsung.

Lokasi G-spot sangat terlindung, karenanya jarang ditemukan. Bagi yang belum menemukan titik sensitif ini, tidak usah cemas, kami berikan caranya. Ajak pasangan untuk berpartisipasi, karena bermain solo jelas tidak asyik kan?

Cobalah posisi merangkak seperti bayi, minta si dia memasukkan jarinya, yang telah diberi pelumas, ke dalam vagina dengan posisi tegak lurus ke arah pusar. Sekira 2-3 inci dari saluran vagina, tekanlah dinding bagian depan yang mengarah ke pusar. Jari pasangan akan merasakan adanya 'benda' berbentuk bulat telur atau ellips, itulah G-spot.

Kabar baiknya, G-spot akan peka terhadap rangsang, bahkan sentuhan. Sesaat setelah si dia menyentuh G-spot, baik dengan tangan ataupun dengan organ genitalnya, Anda akan merasakan sensasi rangsangan yang luar biasa.

Posisi bercinta yang paling menguntungkan bagi wanita saat melakukan hubungan seksual adalah posisi merangkak alias doggy style. Hal ini karena G-spot dapat tersentuh dengan mudah oleh penis saat bergesekan dengan dinding depan saluran vagina, di mana lokasi G-spot berada.

Anda akan mengetahui G-spot telah ditemukan saat merasakan sensasi kenikmatan yang berbeda, antara lain ditandai dengan keluarnya cairan di selaput mukosa vagina. Berbeda dengan cairan pelumas vagina yang encer dan bening, cairan yang diproduksi saat wanita mengalami ejakulasi, lebih kental, dan berwarna putih. Mirip ejakulasi pada laki-laki. (sumber : astaga.com  

Tidak ada komentar: