Pemindaian dari University Groningen ini juga menunjukkan perbedaan penting antara orgasme pada pria dan wanita. Pada wanita, menghilangkan ketakutan dan kegelisahan adalah kunci utamanya, sedangkan pria selalu ingin tahu akankah mereka akan tersimulasi secara fisik.
Separuh dari mereka diminta untuk berbaring, di mana pada kepala mereka dipasangi alat scan, sedangkan pasangan mereka akan menstimulasi secara manual agar yang dites bisa mencapai orgasme.
Kaki dingin
Satu hal lagi yang ditemukan yaitu pada saat meminta pasangan tidak melakukan tugasnya, kaki mereka semua kebanyakan berubah menjadi dingin. Namun ketika diberi kaos kaki untuk mereka pakai, 80% dari pasangan berhasil mencapai orgasme dibandingkan dengan hanya 50% ketika dibiarkan tidak memakai kaos kaki.
Profesor Holstege mengatakan wanita dapat melakukan pura-pura orgasme dengan sangat baik. Pada yang benar-benar orgasme, ditemukan kalau terjadi penonaktifan sebagian besar daerah otak secara ekstrim dan terutama jika bagian emosional terhubung dengan rasa takut.
"Jika Anda melihat pada wanita yang berpura-pura orgasme, Anda akan melihat lapisan luar motorik (bagian otak yang mengontrol aktivitas yang dilakukan secara sadar) akan aktif. Ini berarti aktivitas yang kita lakukan pada orgasme yang sebenarnya, hal itu dilakukan secara tidak sadar. Dan ketika ada rasa takut, sangatlah sulit untuk melakukan hubungan seksual. Sangat sulit untuk melepaskannya begitu saja,'' ujarnya.
Dia mengatakan ini sangat berguna untuk diketahui para pria.
"Ketika Anda ingin berhubungan dengan seorang wanita, Anda harus memberikan perasaan melindungi bagi mereka,'' sarannya.
Sebagai perbandingan, hasil scan pada pria, rasa tahu kalau mereka akan tersimulasi secara fisik itu sangat penting karena bagian otak yang terlibat dalam menerjemahkan sentuhan terlihat sangat aktif dalam penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar