15 September 2008

Sunat Bikin Penis Tak Sensitif?

BEBERAPA orang beranggapan bahwa khitan atau sunat mengubah sensitivitas penis secara fisik. Menurut arti katanya, sunat adalah tindakan memotong kulit penis bagian ujung, yang merupakan bagian dari tubuh yang menampung banyak sekali ujung-ujung syaraf. Sunat juga mempengaruhi struktur dari penis dan erat kaitannya dengan sensasi pada penis. 

Dalam sebuah studi di tahun 2007 yang didanai oleh sebuah organisasi yang menentang tindakan peng-khitan-an, dan dipublikasikan dalam jurnal BJU International, ditemukan sebuah perbedaan dalam sensitivitas terhadap sentuhan antara kaum lelaki yang di-khitan dan yang tidak di-khitan. Perbedaan itu adalah bahwa para lelaki yang di-khitan memiliki sensitivitas yang lebih rendah terhadap sentuhan hampir di seluruh bagian penis. 

Studi tersebut juga membandingkan sensitivitas di berbagai titik pada penis dan menghasilkan kesimpulan bahwa bagian yang paling sensitif pada penis yang tak disunat ternyata lebih sensitif daripada bagian-bagian yang paling sensitif pada penis yang disunat. 

Para peneliti berpendapat bahwa bagian-bagian dari penis yang dihilangkan saat disunat mengandung bagian-bagian yang paling sensitif dari penis. Studi ini memang tak bisa dianggap sebagai sebuah kesimpulan yang 'paten', tapi paling tidak bisa menjadi sebuah informasi bagi kita saat memikirkan tentang hubungan antara sensitivitas seksual dan sunat. 

Namun apakah sensitivitas secara fisik adalah segala-galanya dalam sebuah hubungan seksual, ataupun menjadi subyek utama dalam sebuah pengalaman sensasi seksual? Ada juga hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pengalaman seksual yang sesungguhnya bagi para pria yang disunat dan yang tak disunat. 

Jika banyaknya ujung-ujung syaraf dalam penis adalah salah satu cara untuk mengukur sensitifitas seksual, tapi bagaimana pendapat para lelaki saat ditanya dengan pengaruh sunat dalam kehidupan seksual mereka? Dengan kata lain, jika terjadi penurunan sensitivitas, apakah mereka bisa benar-benar membedakan 'rasa'-nya? 

Bagi para lelaki yang disunat sejak bayi, mereka tentunya tak bisa merasakan perbandingannya, sehingga tak punya jawaban bagi pertanyaan di atas. Ada beberapa studi yang obyeknya adalah kaum lelaki yang disunat saat mereka dewasa. Dan hasil dari kedua penelitian tersebut adalah bahwa memang terjadi penurunan sensitivitas, tapi penurunan tersebut sangat kecil. 

Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh BJU International pada bulan Januari 2008 lalu menunjukkan bahwa sunat tak mempengaruhi kepuasan seksual ataupun mengakibatkan rasa sakit selama dan sesudah hubungan intim. 

Pada penelitian yang dilakukan pada kalangan pria yang disunat saat berusia dewasa, sebanyak 18% mengaku terjadi penurunan sensitivitas penis. Namun pada penelitian yang lain lagi, kaum lelaki yang merasakan penurunan sensitivitas penis tersebut mengaku tak mengalami penurunan kepuasan seksual. 

Maka, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa bisa jadi sunat mempengaruhi sensitivitas secara fisik dari penis, namun hal itu tak lantas mempengaruhi kepuasan seksual secara keseluruhan.

Dalam prakteknya, para lelaki yang telah disunat masih memiliki 'kepala' penis yang merupakan bagian yang paling sensitif dari tubuh. Jadi paling tidak masih ada 'sensor' lain yang bisa diandalkan sebagai penerima rangsangan bukan? (sumber : kapanlagi.com)

Tidak ada komentar: